Perjalanan Azmi Al Mubarak Menuju Universitas Al-Azhar Mesir: Mimpi yang Jadi Kenyataan

Azmi Mubarak saat di tempat pembinaan bahasa Afwaja Center, Foto: Firdaus
Azmi Mubarak saat di tempat pembinaan bahasa Afwaja Center, Foto: Firdaus

Pontianak melahirkan banyak putra terbaiknya, salah satunya adalah Muhammad Azmi Al Mubarak, seorang pemuda bersemangat tinggi yang tengah menapaki jalannya menuju salah satu universitas Islam tertua dan paling bergengsi di dunia — Universitas Al-Azhar, Mesir.

Lahir di Pontianak pada 22 Oktober 2004, Azmi tumbuh dalam lingkungan pesantren yang penuh nilai keislaman. Sejak menimba ilmu di Pesantren Labbaik Indonesia, semangatnya untuk memahami agama secara mendalam semakin tumbuh. Tak hanya dikenal sebagai santri yang tekun, Azmi juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati, disiplin, dan memiliki cita-cita besar untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Langkah Menuju Ilmu dan Keberkahan

Azmi memilih jurusan Ushuluddin Hadits sebagai bidang yang ingin ia dalami. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, di daerah asalnya masih sangat sedikit orang yang mendalami bidang ini secara serius. “Saya ingin mengisi kekosongan itu agar ilmu hadits semakin berkembang dan bisa membawa manfaat bagi masyarakat,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Bagi Azmi, Universitas Al-Azhar bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga ladang keberkahan. Ia ingin menuntut ilmu langsung dari sumbernya, dari para ulama besar yang menjadi penerus risalah Nabi Muhammad ﷺ. “Saya ingin menjadi bagian dari mata rantai keilmuan Islam yang bersambung hingga Rasulullah,” tambahnya.

Selain itu, motivasi yang paling dalam datang dari sosok ibunya. Bagi Azmi, ibunya adalah inspirasi terbesar dalam hidupnya. “Beliau selalu mendukung dan mendoakan saya agar bisa menjadi anak yang mengangkat derajat orang tua melalui ilmu,” tuturnya penuh haru.

Fokus dan Harapan di Negeri Para Ulama

Setibanya di Mesir nanti, Azmi bertekad untuk belajar sungguh-sungguh dan memutqinkan hafalan Al-Qur’an. Ia menargetkan bisa meraih predikat Mumtaz atau Jayyid Jiddan di tahun pertamanya, lalu melanjutkan dengan beasiswa hingga menyelesaikan studi dengan predikat terbaik.

Setelah lulus dari Al-Azhar, Azmi tidak berencana menetap di luar negeri. Ia ingin kembali ke tanah kelahirannya, mengajar di pesantren tempat ia menimba ilmu, dan mengabdikan dirinya untuk pendidikan Islam. Selain itu, ia juga bercita-cita untuk memiliki usaha mandiri, agar bisa tetap berdakwah tanpa bergantung pada penghasilan dari mengajar.

Jejak Prestasi dan Keunggulan

Perjalanan Azmi menuju Al-Azhar bukanlah tanpa bukti kemampuan. Ia telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz — pencapaian yang menunjukkan kesungguhan dan kedisiplinannya dalam menjaga Kalamullah. Tak hanya itu, ia juga pernah menorehkan prestasi sebagai juara 3 lomba baca kitab kuning se-Kalimantan Barat, sebuah capaian yang membuktikan keahliannya dalam memahami khazanah keilmuan klasik Islam.

Selain kemampuan di bidang Al-Qur’an, Azmi juga memiliki kemampuan bahasa Arab dan Inggris yang baik — dua bekal penting untuk menembus dunia akademik internasional. Di luar bidang keilmuan, ia memiliki hobi di dunia olahraga seperti futsal, badminton, dan tenis meja, yang menyeimbangkan kehidupannya antara jasmani dan rohani.

Kemuliaan Al-Azhar: Pusat Ilmu Islam Dunia

Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, bukan hanya sekadar lembaga pendidikan, melainkan mercusuar ilmu dan peradaban Islam selama lebih dari seribu tahun. Di sana, ribuan pelajar dari berbagai penjuru dunia datang untuk menimba ilmu agama dari para ulama yang dikenal akan keilmuan, adab, dan ketawadhuannya.

Keunggulan Al-Azhar terletak pada keseimbangan antara ilmu naqli (wahyu) dan aqli (akal), menjadikannya pusat pendidikan yang melahirkan ulama, cendekiawan, dan pemimpin dunia Islam dari masa ke masa. Kuliah di Al-Azhar bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi tentang menyerap nilai keikhlasan, keadilan, dan dakwah rahmatan lil ‘alamin.

Perjalanan Muhammad Azmi Al Mubarak menuju Al-Azhar Mesir bukan sekadar impian pribadi, melainkan bagian dari cita-cita besar untuk membumikan kembali nilai-nilai Islam di tanah air. Dengan bekal hafalan Al-Qur’an, ilmu, dan tekad yang kuat, Azmi melangkah pasti menuju mimpinya — menjadi penerus risalah ilmu, mengangkat derajat keluarga, dan membawa cahaya dari Al-Azhar untuk Indonesia.

Artikel Serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *