Ciamis — Suasana haru menyelimuti ruang keberangkatan pagi itu. Di antara pelukan hangat dan air mata perpisahan, Vilia Hidayatul Sahlaa, gadis asal Tasikmalaya yang dikenal santun dan berprestasi, akhirnya resmi berangkat menuju Kairo, Mesir, untuk menempuh pendidikan tinggi di Universitas Al-Azhar — salah satu universitas Islam tertua dan paling bergengsi di dunia.
Dengan langkah mantap dan senyum penuh harapan, Vilia melepas pelukan kedua orang tuanya. Tangis bahagia tak bisa dibendung — bukan karena kesedihan, melainkan rasa syukur dan bangga atas hasil perjuangan panjang yang akhirnya membuahkan hasil.
Buah dari Perjuangan Panjang dan Doa Tiada Henti
Perjalanan Vilia menuju Al-Azhar bukanlah hal yang mudah. Sejak di bangku sekolah dasar hingga menengah, ia selalu menunjukkan tekad kuat dalam menuntut ilmu.
Sebagai lulusan MA’had Al-Muqoddasah Litahfizhil Qur’an, Vilia telah menghafal 22 juz Al-Qur’an, sebuah pencapaian yang menjadi bukti kesungguhan dan kecintaannya terhadap ilmu agama.
“Setiap hafalan yang saya jaga, setiap malam yang saya lewati dengan belajar, semuanya adalah langkah menuju hari ini,” ujar Vilia dengan mata berkaca-kaca sebelum keberangkatan.
Tekad Kuat untuk Menjadi Penerus Ulama
Bagi Vilia, belajar di Al-Azhar bukan hanya tentang menimba ilmu, tetapi juga tentang melanjutkan jejak para ulama besar.
Ia bertekad memperdalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, memperkuat kemampuan bahasa Arab, serta menanamkan nilai-nilai keilmuan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
“Saya ingin belajar langsung dari para masyayikh, menimba ilmu sebanyak mungkin agar bisa kembali dan bermanfaat untuk masyarakat Indonesia,” tuturnya dengan nada penuh keyakinan.
Perpisahan yang Penuh Doa dan Cinta
Di bandara, keluarga dan kerabat yang mengantar tak henti memberikan doa dan pelukan terakhir.
Sang ibu tampak menyeka air mata sembari berpesan,
“Nak, jaga salatmu, jaga hafalanmu, dan jangan lupa kami di setiap doa.”
Sementara sang ayah berdiri tegar di samping, menatap putrinya dengan bangga.
Bagi mereka, keberangkatan Vilia bukanlah perpisahan, melainkan awal dari perjalanan baru menuju cita-cita yang lebih tinggi.
Harapan dan Doa dari Tanah Air
Bersama puluhan pelajar lainnya yang difasilitasi oleh Afwaja Center, Vilia berangkat membawa nama baik keluarga, pesantren, dan daerah asalnya.
Ia berharap bisa segera beradaptasi dengan lingkungan baru di Kairo, memperkuat ilmu agama, dan suatu saat nanti mengabdi sebagai dosen dan pendidik bagi generasi muda Islam di Indonesia.
“Semoga Allah menjaga langkah-langkah kami, memudahkan setiap urusan, dan menjadikan ilmu kami bermanfaat bagi umat,” tutupnya sebelum menaiki pesawat.
Keberangkatan Vilia Hidayatul Sahlaa menjadi simbol semangat generasi muda Indonesia yang berani bermimpi besar dan berjuang mewujudkannya.
Dari Tasikmalaya menuju Kairo, dari pesantren menuju universitas dunia — langkah kecilnya hari ini adalah awal dari perjalanan panjang untuk menebar ilmu, manfaat, dan cahaya Islam di masa depan.


