Ciamis – Setiap anak memiliki impian, tetapi tidak semua anak bisa memiliki keberanian dan tekad untuk mengejar impian mereka dengan penuh semangat. Salah satunya adalah Tasbi Insyani, seorang anak muda yang memiliki visi besar untuk melanjutkan pendidikan di Al-Azhar, Mesir. Meski terlahir di Muara Bungo, Jambi, Tasbi tidak hanya bermimpi tentang kuliah di luar negeri, tetapi juga berkomitmen untuk mengukir prestasi di dunia Islam dan teknologi.
Tasbi lahir pada 7 November 2006, di Muara Bungo, Provinsi Jambi, dan kini tinggal di Kota Tangerang, Banten. Sejak kecil, ia sudah terpapar dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat, berkat pendidikan yang diterimanya di Ponpes Modern Diniyyah Pasia, Sumatera Barat. Di sekolah inilah ia mulai menemukan banyak inspirasi dan belajar untuk mengenali dirinya lebih dalam, baik dari segi akademik maupun spiritual.
Hobi dan Cita-Cita yang Menginspirasi
Hobi dan Cita-Cita yang MenginspirasiBicara soal hobi, Tasbi memiliki ketertarikan yang beragam, mulai dari bermain badminton hingga mendalami dunia desain foto. Hobi ini menggambarkan betapa ia seorang yang fleksibel dan terbuka terhadap berbagai hal. Menariknya, hobinya ini tidak hanya sekadar pengisi waktu luang, tetapi juga mencerminkan sikapnya yang menghargai keindahan dan estetika, seperti yang terlihat dari minatnya pada desain dan fotografi.
Namun, meskipun ia memiliki minat di bidang kreatif, cita-cita Tasbi jauh lebih mulia. Ia ingin berkontribusi dalam dunia Islam dan teknologi. Bagi Tasbi, pendidikan di Al-Azhar adalah langkah awal untuk mewujudkan cita-cita ini. Tidak hanya ingin belajar agama secara mendalam, tetapi juga ingin memahami dan mengembangkan teknologi yang dapat membawa manfaat besar bagi umat Islam.
Motivasi dan Rencana Kuliah di Al-Azhar
Salah satu motivasi utama Tasbi untuk melanjutkan kuliah di Universitas Al-Azhar adalah untuk merasakan kehidupan yang lebih hidup dan bermakna. “Saya ingin hidup berasa lebih hidup,” katanya, menggambarkan semangat dan tekad yang kuat untuk menggali ilmu di tempat yang penuh sejarah dan tradisi intelektual Islam ini. Di Al-Azhar ia berencana mengambil Fakultas Lughah (bahasa), karena kegemarannya dalam mempelajari bahasa secara mendalam.
Namun, ia tidak hanya fokus pada kuliah saja. Tasbi punya rencana besar untuk mengasah keterampilannya di bidang teknologi dan bahasa Inggris. Ia ingin menjadi seseorang yang tidak hanya menguasai satu bidang, tetapi juga dapat mengembangkan diri di berbagai bidang yang relevan dengan perkembangan zaman. Ini adalah contoh dari sikap proaktif yang dimilikinya, di mana ia selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas diri.
Sosok Inspiratif dalam Hidupnya
Setiap perjalanan membutuhkan inspirasi, dan bagi Tasbi, inspirasi datang dari banyak sosok di sekitarnya. Dari keluarga, ia sangat mengidolakan abang-abangnya yang telah sukses melanjutkan pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, sosok abang kelas yang sudah kuliah di Mesir juga memberi pengaruh besar dalam keinginan Tasbi untuk melanjutkan studi di Al-Azhar. Ia terinspirasi oleh kisah perjuangan mereka yang penuh tantangan, namun akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan.
Fokus dan Harapan di Mesir
Setelah sampai di Mesir, Tasbi berkomitmen untuk fokus pada pendidikan dengan tekun dan rajin. Ia tahu bahwa hanya dengan belajar dengan sungguh-sungguh, ia bisa meraih ilmu yang berkualitas dan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi umat Islam dan dunia teknologi.
Namun, Tasbi juga menyadari bahwa perjalanan hidup tidak selalu mulus. Ia ingin terus mengembangkan diri di luar bidang kuliah, seperti dalam dunia desain dan fotografi. Meskipun ini mungkin terdengar bertentangan dengan jurusan yang ia pilih, namun Tasbi percaya bahwa kreativitas adalah bagian penting dalam kehidupan dan bisa membawa dampak besar bagi masyarakat.
Tasbi mungkin belum memiliki prestasi besar seperti juara OSN atau lomba-lomba bergengsi lainnya. Namun, ia memiliki pencapaian yang tak kalah berharga, seperti mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) 2025, menjadi pengurus organisasi Pondok Pesantren (OPPMD) sebagai Sekretaris, serta berpartisipasi dalam upacara 17 Agustus di IPDN. Pencapaian-pencapaian ini menunjukkan bahwa ia sudah mulai merintis jalan menuju masa depan yang gemilang.
Tasbi mungkin merasa bahwa ia belum memiliki keahlian atau keunggulan yang nyata. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa keunggulan sering kali tersembunyi dalam proses pembelajaran yang berkelanjutan. Dengan sikap rendah hati dan tekad yang kuat, ia akan menemukan potensi dirinya seiring waktu.
Tasbi adalah contoh nyata bahwa meskipun perjalanan hidup tidak selalu mudah dan penuh tantangan, dengan semangat, tekad, dan inspirasi dari orang-orang sekitar, seseorang bisa mewujudkan impian besar mereka. Kuliah di Al-Azhar bukanlah sekadar tentang mendapatkan gelar, tetapi tentang membuka jalan untuk berkontribusi pada dunia yang lebih baik.
“Saya ingin berkontribusi di dunia Islam dan teknologi.” Kalimat sederhana ini adalah cerminan dari visi besar yang dimiliki Tasbi. Meski masih muda, ia sudah tahu dengan jelas arah hidup yang ingin ia tuju. Ia tidak hanya ingin menjadi seorang pelajar, tetapi juga seorang yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Kini, tinggal menunggu waktu bagi Tasbi untuk membuktikan bahwa impian yang ia perjuangkan bukanlah hal yang mustahil.