Jakarta – Ujian Tahdid Mustawa untuk calon mahasiswa baru (camaba) gelombang 3 sukses diselenggarakan di MAN 12 Jakarta. Sebanyak 27 peserta mengikuti ujian ini dengan penuh semangat dan kesungguhan. Kegiatan berlangsung dari pagi hingga sekitar pukul 19.00 WIB, melewati proses panjang yang menguji kesiapan akademik maupun mental peserta.
Semangat dan tekad yang kuat terlihat jelas dari para peserta yang berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian ujian dengan lancar. Begitu pula dengan peran panitia yang sangat sigap dan cekatan dalam mengatur jalannya ujian, serta tanggap dalam menangani berbagai kendala teknis maupun non-teknis yang muncul selama proses berlangsung. Sinergi antara peserta dan panitia menjadi kunci keberhasilan terselenggaranya ujian ini.
Salah satu momen penting dalam pelaksanaan ujian ini adalah sesi sambutan pembukaan. Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Jakarta Barat sejatinya dijadwalkan hadir untuk memberikan sambutan, namun karena suatu hal beliau berhalangan hadir. Sebagai gantinya, sambutan disampaikan oleh Kepala MAN 12 Jakarta Barat, Bapak Abidan Harahap, M.A., yang mewakili Kemenag Jakarta Barat.
Dalam sambutan motivatifnya, beliau menyampaikan apresiasi sekaligus pesan mendalam kepada para peserta ujian:
“Anak-anak semuanya, calon-calon mahasiswa Al-Azhar Mesir, saya bangga dan sangat senang dengan diselenggarakannya ujian ini di madrasah kami. Ini merupakan suatu kehormatan besar bagi kami.”
Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya kesungguhan dalam belajar sebagai kunci utama keberhasilan.
“Saya ingin menyampaikan hal penting. Kalian semua menghadapi ujian ini tentu dengan persiapan yang telah kalian lewati dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat. Belajar dengan sungguh-sungguh adalah kunci keberhasilan. Siapa pun kalian, jika bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil.”
Beliau juga memberikan dorongan agar para peserta terus melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya, bahkan hingga jenjang magister dan doktoral di Universitas Al-Azhar. Menurutnya, orang yang berilmu akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat, di mana pun ia berada.
“Ibarat emas, meskipun diletakkan di tempat yang kotor sekalipun, ia tetaplah emas yang berharga. Maka dari itu, tetaplah semangat belajar di sana, dan sepulangnya dari Al-Azhar, abdikanlah ilmumu untuk masyarakat,” tutupnya dengan penuh semangat.
Sambutan tersebut menjadi suntikan semangat yang luar biasa bagi para peserta. Mereka merasa termotivasi dan lebih percaya diri untuk menghadapi ujian. Dukungan moral semacam ini sangat penting, terutama dalam proses seleksi yang menuntut ketekunan, konsistensi, dan optimisme.
Dengan berakhirnya pelaksanaan ujian Tahdid Mustawa ini, seluruh panitia dan peserta berharap hasil terbaik akan mengiringi perjuangan mereka. Semoga para peserta yang lolos nantinya dapat menjadi duta-duta ilmu yang membawa nama baik Indonesia di kancah internasional, serta mampu mengabdikan ilmunya untuk kemaslahatan umat.